Aku menginginkan hujan sebagaimana kamu bersorak untuk matahari tetap bersinar Aku berdoa disaat hujan sebagaimana kamu mabuk hingga basah kuyup di trotoar Aku bergelinjang geli di bawah hujan sebagaimana kamu tertawa di atas api unggun Aku menampung air hujan sebagaimana kamu membanjur rumah dengan minyak tanah Aku terpejam kehujanan sebagaimana kamu tidur berkeringat Aku menelan air hujan sebagaimana kamu menelan ludahmu sendiri Aku menyukai hujan sebagaimana kamu bertahan membenci hujan Aku menatap hujan sebagaimana kamu mengerti diriku Aku berbinar atas hujan sebagaimana kamu mematikan rokokmu di atas bumi yang kehujanan Aku terkejut melihat petir diantara hujan sebagaimana kamu muncul di hidupku

Senin, 15 Juli 2013

Episode: "Tidur Siang"


Siang ini tidak panas. Tidak seperti biasanya. Anginnya semilir menembus jendela yang terbuka lebar. Mungkin karena hari ini hari Sabtu, yang siap-siap akan menyapa kehadiran muda-mudi untuk bertemu di mana pun. Keluarga yang berkumpul di mana pun juga. Hari yang dianggap sebuah perjumpaan untuk menghabiskan waktu hingga Minggu mencium kening, menyadarkan pagi yang cerah. Menyandarkan mata yang lelah.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
All rights reserved.
2013 © Aulia Vidyarini

Tidak ada komentar: