Aku menginginkan hujan sebagaimana kamu bersorak untuk matahari tetap bersinar Aku berdoa disaat hujan sebagaimana kamu mabuk hingga basah kuyup di trotoar Aku bergelinjang geli di bawah hujan sebagaimana kamu tertawa di atas api unggun Aku menampung air hujan sebagaimana kamu membanjur rumah dengan minyak tanah Aku terpejam kehujanan sebagaimana kamu tidur berkeringat Aku menelan air hujan sebagaimana kamu menelan ludahmu sendiri Aku menyukai hujan sebagaimana kamu bertahan membenci hujan Aku menatap hujan sebagaimana kamu mengerti diriku Aku berbinar atas hujan sebagaimana kamu mematikan rokokmu di atas bumi yang kehujanan Aku terkejut melihat petir diantara hujan sebagaimana kamu muncul di hidupku

Rabu, 27 Januari 2010

Badung Bingung

tarik jerawat
tambah gawat

tarik bulu hidung
tambah mendung


mata sudah lima watt
wis turu wae, Dung!

---

yk2010av

Selasa, 26 Januari 2010

Karya rekan Yogyakarta untuk pamerannya di Ketika Cahaya Menenun Nada @Museum Kupu-kupu

Sepertinya karya-karya mereka asyik-asyik, sayangnya saya tidak jadi berkunjung dikarenakan ada banyak tugas yang mepet-mepet dan lain harinya yang tidak sempat-tidak sempat dan tidak enak merayu teman-teman entah karena apa yang akhirnya membuat hari ke berapa entah baru berkunjung di hari terakhir pameran dan di menjelang malam hari lewati lembah sungai mengarung tidak indah ke samudera, gelap, teman yang saya kenal (ia salah satu peserta pameran itu) saya sms tidak terkirim (saat tahu, ia sedang pulang ke jakarta, hahaha)
Akhirnya sama sekali tidak datang (maaf coy, asli saya tidak menepati janji, hahaha)
Ini salah satu hasil potretnya (dari berapa banyak saya lupa, jadi masih banyak orang-orang yang lainnya) yang menggunakan jiwa dan raga saya, lokasinya di Taman Budaya Yogyakarta, berapa hari setelah acara Biennale X Yogyakarta.



Konsepnya adalah ia menumpahkan lagu yang dipilih yaitu Untuk Melika Hamaudy dari Kontra. Yang didapati adalah tiga kata yaitu takjub, birahi, dan cinta. Jadi saya dituntun untuk menyebutkan benda yang menggambarkan tiga kata tersebut, akhirnya saya menyebutkan benda ajaib itu, dan ia akan menggambar di atas foto yang telah dicetak di bagian kertas putih yang telah menutupi wajah itu. Asyik.
Saya pasti mau hasil karyanya itu, hehe. Namun, belum sempat. Sampai jumpa coy, terus bergelut dengan cahayamu hingga goresan titik menjadi sebuah arti bahkan lebih! :D

TUGAS-GATUS akhirnya berakhir!

Sudah lama sebenernya tugas-tugas keramat ini selesai, karena kalau tidak, ini termasuk salah satu mata kuliah romawi yang mempunyai anak cucu jiga naon wae, heeh atuh secara milih jurusan DKV. sepertinya saya salah jurusan (kembali berpikir yang tidak menyelesaikan masalah, hahahahaha)
Baru ada waktu luang buat asik posting ini, nggak asik amat sih, cuma lagi pengen kembali lagi seperti dulu, seperti belum ada makhluk asing bertebaran dimana-mana, yang datang dan pergi, yang berangkat dan tidak pulang lagi, yang pulang dan tidak berangkat lagi, ya.
Bener-bener nggak ada waktu buat tidur karena merepet-serepet skalski mengerjakan tugas ini, hingga akhirnya memasang wallpaper yang instan dibuat agar selalu ingat jika lagi take-a-break, padahal kepikiran sama sekali nggak bisa istirahat.

Sekalipun saya istirahat agak lama yaitu turun ke bawah selonjoran menonton tv di kamar teman kontrakan saya, menonton Opera Van Java yang membuat saya terbahak-bahak namun agak tertahan, akhirnya dengan terpaksa yang menyiksa, saya kembali ke atas bergulat kembali.
Karena terpikirkan masih ada hari esok, saya bermain salah satu aplikasi fesbuk yaitu Petville. Nama peliharaan saya yaitu Obladingding, mengapa nama itu karena entahlah saya agak lupa dan malas menceritakannya karena filosofi namanya gaje yah bung, soalnya memainkan ini karena hanya ingin memalingkan wajah dari tugas saja, padahal mainnya garing sangat. Ada serunya sih waktu beli-beli baju atau perabot gitu-gitu, soalnya nggak kesampaian di dunia nyata, hahahahahahahahhaha
Inilah Obladingding yang sangat jingga!


Si Obladingding itu tolol (maaf), nggak mati-mati soalnya, karena saya sudah malas mengurus, setiap saya kembali membuka, dia pasti lagi di penjara, kenapa nggak OD aja sekalian.

YA, MULAI LAGI, SIP!




"saya mau menggaruk debu di alis, karena detik detak ini belum berakhir;
saya mau kembali menulis, karena saya belum selesai belajar menyihir."

Sabtu, 23 Januari 2010

Gus Mus: Aku tak bisa lagi menyanyi

aku tak bisa lagi menyanyi
bagiku kini tak ada lagi lirik dan musik yang menarik untuk kunyanyikan bersamamu atau sendiri
burung-burung terlalu berisik mendendangkan apa saja setelah mereka merdeka
membuatku tak dapat lagi mengenali suaramu atau suaraku sendiri
taman tempat kita istirahat, becek darah yang seharusnya tak tumpah
jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati tertutup dihadang geram dan amarah
malam-malam tempat kita menyembunyikan cinta telah dionarkan kobaran kebencian
daging-daging yang selama ini kita manjakan pun ikut terpanggang api dendam
udara di seputar kita meluapkan bau terlalu anyir
dan lalat-lalat berpesta dimana-mana
bagaimana aku bisa menyanyi?
aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka
aku tak bisa mengadukan duka pada duka
mengeluhkan luka pada luka
senar gitarku putus dan aku tak yakin mampu menyambungnya lagi
dan langit pun seolah sudah muak dengan lagu-lagu bumi yang sumbang
maaf, sayang
aku tak bisa lagi menyanyi bersamamu atau sendiri
entah jika tiba-tiba nabi daud datang membawa seruling ajaibnya

-november 1998

Letter to You: Teguh Imam Maulana

title: ulo jeung imo on smoke
made by me

"ayo mana kirimin kaos baru jang urang!"

---

apa-apaan, meuni ga digubris sama sekali, makasih apa kek uda dibuatin gambar! dasar saudara kandung yang bolot.

Minggu, 17 Januari 2010

Jumat, 15 Januari 2010

Letter to You: (yk01021061av)

Tentang sebuah doa, ingin menengadah tanpa dilihat lemah. Hari ini dibilang mempercayakan akan pikiran sebelum jauhari, ternyata tidak. Biarlah ini semua berjalan tanpa ada apanya, hingga suatu saat nanti pemikiran akan menerawang pada sebuah kenyataan tidak indah sama sekali.
Tentang berdua menjadi sendiri, tentang sendiri menjadi tiada. Sebenarnya saya tidak akan tahu tentang kemajuan hidup, tentang apapun yang akan terjadi di masa mendatang. Bisa sebut suatu ironi atau hampir litotes, "silahkan lewati saja aku,"
karena kenyataan tak menghirau tapi dicipta untuk disambut. Selamat, ya :)