Aku menginginkan hujan sebagaimana kamu bersorak untuk matahari tetap bersinar Aku berdoa disaat hujan sebagaimana kamu mabuk hingga basah kuyup di trotoar Aku bergelinjang geli di bawah hujan sebagaimana kamu tertawa di atas api unggun Aku menampung air hujan sebagaimana kamu membanjur rumah dengan minyak tanah Aku terpejam kehujanan sebagaimana kamu tidur berkeringat Aku menelan air hujan sebagaimana kamu menelan ludahmu sendiri Aku menyukai hujan sebagaimana kamu bertahan membenci hujan Aku menatap hujan sebagaimana kamu mengerti diriku Aku berbinar atas hujan sebagaimana kamu mematikan rokokmu di atas bumi yang kehujanan Aku terkejut melihat petir diantara hujan sebagaimana kamu muncul di hidupku

Selasa, 26 Januari 2010

Karya rekan Yogyakarta untuk pamerannya di Ketika Cahaya Menenun Nada @Museum Kupu-kupu

Sepertinya karya-karya mereka asyik-asyik, sayangnya saya tidak jadi berkunjung dikarenakan ada banyak tugas yang mepet-mepet dan lain harinya yang tidak sempat-tidak sempat dan tidak enak merayu teman-teman entah karena apa yang akhirnya membuat hari ke berapa entah baru berkunjung di hari terakhir pameran dan di menjelang malam hari lewati lembah sungai mengarung tidak indah ke samudera, gelap, teman yang saya kenal (ia salah satu peserta pameran itu) saya sms tidak terkirim (saat tahu, ia sedang pulang ke jakarta, hahaha)
Akhirnya sama sekali tidak datang (maaf coy, asli saya tidak menepati janji, hahaha)
Ini salah satu hasil potretnya (dari berapa banyak saya lupa, jadi masih banyak orang-orang yang lainnya) yang menggunakan jiwa dan raga saya, lokasinya di Taman Budaya Yogyakarta, berapa hari setelah acara Biennale X Yogyakarta.



Konsepnya adalah ia menumpahkan lagu yang dipilih yaitu Untuk Melika Hamaudy dari Kontra. Yang didapati adalah tiga kata yaitu takjub, birahi, dan cinta. Jadi saya dituntun untuk menyebutkan benda yang menggambarkan tiga kata tersebut, akhirnya saya menyebutkan benda ajaib itu, dan ia akan menggambar di atas foto yang telah dicetak di bagian kertas putih yang telah menutupi wajah itu. Asyik.
Saya pasti mau hasil karyanya itu, hehe. Namun, belum sempat. Sampai jumpa coy, terus bergelut dengan cahayamu hingga goresan titik menjadi sebuah arti bahkan lebih! :D

2 komentar:

Kahfi Eska Yusac mengatakan...

nice sekali lho...

Aulia Vidyarini mengatakan...

gw nice ya? hahaha
yoi, doi emang jago foto. hasil fotonya asik-asik, konsepnya pun menarik!