Tertanda kerikil menjadi kilauan asap knalpot penuh otomatis.
Selayang dianggap biasa lalu biasa layang-layang terbang tanpa arah, sebentar tegak, sesaat menikung, mungkin kamu anggap itu hanya es teh dalam balon, tak bisa terbang nyata tanpa gas, tapi segar, dan kamu tahu arti kesegaran itu apa
dalam hidupku.
dalam hidupku.
Seperti kamu potongkan sebutan geli lainnya, entah apa istilahnya jika aku hanya ingin kembali doktrinisasi gurau bahasa kalbumu.
Suatu detik kamu baca andaikan, retak tulang belakang terdengar senyum dan berbisik diasah pisau daging atau roti.
Angin malam menjadi rangkaian nada sepulang not-not terselesaikan tugasnya.
Melukis aspal lalu mengisi lambung menunduk dan bertanduk.
Di halte hanya mengiringi nada es batu dentingan sedotan dan lenguhkan kesegaran tanpa barbel seberat auman hardcore.
Ucap terserah apa kamu mengartikan, aku hanya menggesekkan telpon genggam di dada lalu tidak tahu itu apa, dan lanjutan kuberikan remote control tersebut untukmu, stop atau continue, maupun game over sebuah kompetisi belaka tanpa landasan hati jembatan yang ternyata untuk sunggingan tulus curahan hati disebut tetangga ilalang bukan taman bunga matahari.
"Kostum yang sama mungkin.."
---
Bogor, sebelum tanggal 16 Juli 2009.
AV'09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar