Aku menginginkan hujan sebagaimana kamu bersorak untuk matahari tetap bersinar Aku berdoa disaat hujan sebagaimana kamu mabuk hingga basah kuyup di trotoar Aku bergelinjang geli di bawah hujan sebagaimana kamu tertawa di atas api unggun Aku menampung air hujan sebagaimana kamu membanjur rumah dengan minyak tanah Aku terpejam kehujanan sebagaimana kamu tidur berkeringat Aku menelan air hujan sebagaimana kamu menelan ludahmu sendiri Aku menyukai hujan sebagaimana kamu bertahan membenci hujan Aku menatap hujan sebagaimana kamu mengerti diriku Aku berbinar atas hujan sebagaimana kamu mematikan rokokmu di atas bumi yang kehujanan Aku terkejut melihat petir diantara hujan sebagaimana kamu muncul di hidupku

Minggu, 12 Desember 2010

MESSAGE FROM JESSICA MARTINS (VIA AUDIO'S VOCALIST)!!


GOYANG-GOYANG KOPROL BOK!!

Hari ke-13 di Desember untuk 20 DMP :)


)kilabret silunem irad tilus hibel ,tilus uti hulup aud(
INIRAYDIV AILUA
0102 REBMESED 31 ,ATRAKAYGOY
.LIKIREK NAKHEMER NAGNAJ AKAM ,LIKIREKREB AGGNIH KOLEKREB NALAJ AYNNAKUMETID AKITEK NAKSURUL UAK ASIB UMPUDIH AGOMES ,INAN AY NUHAT GNALU TAMALES

Rabu, 25 Agustus 2010

Evening Memories Exhibition, BDG, August 21st, 2010


"Evening Memories"
sebuah ruang yang merekam, mendeskontruksi, merakit, menciptakan sebuah konsep berkaitan dengan pengalaman estetis yang pernah dialami ketika senja mencari pembaringannya.

Seniman:
Aditya Tirtakusuma
Adrisfi Ryandari
Anis Anissa Maryam
Aulia Vidyarini
Ayu Fajar Wijaya
Cantika Clarinta
Chiquita Clarissa
Femi Runia
Ical Disemutin
Idham Rahmanarto
Ila Schaffer
Inne Rachmawati
Ivan Jasadipura
Joe Hans
Kintari Reprianti
Lintang Ramdhani
Nona Kumis
Nadine Maulida
Philo Disemutin
Ringgit Juliana Siahaan
Renaldy Fernando Kusuma
Syennie Valeria
Tampan Destawan Subagyo
Tara Astari Kasenda
Toro Elmar
Widi Benang

Penulis:
Rebecca Kezia
Rega Ayundya Putri

Pembukaan:
21 Agustus 2010
Performance by: Etza Meisyara

FUR MAGAZINE PRESENT

----------------------------------------------------------------------------

Ini karya-karya harom jadul saya, hahahahahaha
judulnya "Paras Pasar Sarap: QWERTYUIOPASDFGHJKLZXCVBHUJANM"
sudah lama saya ingin membuat karya berdasarkan tulisan-tulisan saya, walau mungkin agak 'mengulang sesuatu'. Entahlah.










Ini cerita yang saya buat untuk karya dalam Evening Memories:

1. Dia bernama Dasun, mungkin karenanya orang sunda; seperti ia sangat mencintai matahari pada namanya. Aku menginginkan hujan sebagaimana kamu bersorak untuk matahari tetap bersinar.

2. Dasun, seorang pemikir yang sayangnya pemabuk, pikiran liarnya datang dan pergi sesaat berkecamuk di benaknya; menjadikannya selalu terlintas untuk membuat agar dirinya aman. Aku berdoa disaat hujan sebagaimana kamu mabuk hingga basah kuyup di trotoar.

3. Walau tak pernah berkelahi, Dasun tak habis menentang segala etika, dan sebenarnya mungkin dia bukan pemberontak, tapi penghibur. Aku bergelinjang geli di bawah hujan sebagaimana kamu tertawa di atas api unggun.

4. Tak pernah berhenti bicara, itu adalah baranya ketika Dasun sudah memiliki topik, dan aku tak keberatan sama sekali untuk jadi pendengar. Aku menampung air hujan sebagaimana kamu membanjur rumah dengan minyak tanah.

5. Aku tak pernah melihat Dasun tertidur, tapi ia tidur dikala siang yang panas dan beraksi di bawah bulan. Aku terpejam kehujanan sebagaimana kamu tidur berkeringat.

6. Dasun sebenarnya tak pernah berdusta, tapi lebih baik jauhkan aku ketimbang kamu tak jelas disisiku. Aku menelan air hujan sebagaimana kamu menelan ludahmu sendiri.

7. Karena Dasun menyukai mantan. Aku menyukai hujan sebagaimana kamu bertahan membenci hujan.

8. Tapi Dasun membuatku ingin mengertinya, dan ia ingin aku mengerti tentang traumanya; aku beri waktu pada duniaku untukmu. Aku menatap hujan sebagaimana kamu mengerti diriku.

9. Waktu berbicara lain dan tangisku pecah seketika Dasun meninggalkan sudut-sudut udara ini yang pernah dilintasi bersama dengan otomatis. Aku berbinar atas hujan sebagaimana kamu mematikan rokokmu di atas bumi yang kehujanan.

10. Namun aku haru, ketika Dasun peringatkan ia sudah pergi sejak lama dari hidupku lewat alam, karena.. Aku terkejut melihat petir diantara hujan sebagaimana kamu muncul di hidupku.

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Sekarang bagianku, Dasun! Aku Faras dan pasar subuh yang kudatangi setiap malam sudah tidak berpengunjung adalah tempat dimanaku merokok di tengah hujan! Mereka yang melihatku bergumul bicara aku sarap, sedangkan mereka tahu siapa aku saja tidak; Dasun saja tak pernah bilang aku sarap, padahal aku sudah gila dibuatnya!

-------------------------------------------------------------------------

Ini Evening Memories Exhibition di Galeri Padi Bandung.
Sayangnya saya tidak bisa datang kesana dikarenakan ada sebuah dan dua buah urusan, KRS dan saya si pemegang uang dalam sebuah event kampus, HAH
Tapi amazing banget, tanggal pembukaannya 21 Agustus 2010, bertepatan dengan hari saya bertambah tua, berkepala dua, hahahahaha
Padahal kan saya sudah ribet-ribet ngehubungin temen minta tebeng kost dan jalan-jalan, what the prek.





terimakasih ya untuk rekan-rekan saya yang memotretnya, saya colong fotonya :)

***

akhir kata:
ZZZZYAAAAAAIIIIKKKKKKKKKKKKMEEEENNNN

Senin, 23 Agustus 2010

Hidup ini Kejam

Teman SD-ku yang sekarang belagu,


menjadi sangat mirip Matt Tong:



INI TIDAK ADIL!

Kamis, 17 Juni 2010

Naluri Binatang!

Suatu ketika disaat tidak ketemunya ide untuk tugas, saya menemukan semut lagi bertarung. Asyik muter-muter gituh, jumpalitan teu puguh, petakilan ga jelas, pokoknya seru banget tapi

lama-lama ngebosenin juga.

Akhirnya karena saya sudah lulus SD dan bagus nilainya dalam bidang studi PPKn, maka saya melerai mereka. Kalau pake jari saya yang ada semutnya langsung koit, kan dosa namanya.
Nah ada pulpen standar bentengger di depan, saya buka tutupnya, jadi saya punya dua tongkat runcing. Saya berusaha dengan sekuat tenaga dengan hati-hati untuk melerai mereka yang makin asyik aja.
Berhasil! Lucunya, mereka yang sudah dipisahkan agak jauh langsung puter arah nyatu lagih! Kontan saya langsung ketawa, gini nih ketawanya: uwuahahahahahah hahahahah yahahahahayyyyy.

Penasaran saya terjawab, ternyata semut punya naluri smack down juga selain budaya silaturahminya yang kental. Sudah lama mereka bertarung lagi, puter-puter balik gitu,

saya jenuh lagi.

Akhirnya saya lerai lagi, tapi agak susah malah susah banget untuk yang kali ini, saya greget sendiri kan, tapi alhamdulillah lepas juga mereka berdua, tapinya lagi..

pandangan mata saya langsung kosong, nanar, sumpah saya merasa bersalah dan serba salah.

Kayaknya mereka terluka-luka gitu, gatau terluka karena mereka bertarung apa karena tindak-tanduk peleraian saya terhadap mereka tadi. Mereka jadi lemah banget gitu, badannya kedut-kedut ga jelas.
Untuk perasaan bersalah saya, kedua semut yang sudah agak tidak aktif itu saya satukan kembali, bukannya saya tercela nyuruh mereka berantem lagi, tapi siapa tau kan ternyata mereka lagi kawin tuh, malam pertama di Yogyakarta gitu.
Tapi saya tetap merasa bersalah lho, karena saya jadi orang ketiga diantara mereka berdua. Kan ga enak juga jadinya.. Endingnya jadi sedih banget kan?



Tuhkan..
Oleh karena itu saya satukan kembali mereka berdua, dalam posisi berpelukan. Entah mereka musuh, suami istri, gay, lesbian, kulit hitam, aau kulit putih (kayaknya hitam, soalnya semutnya warnanya hitam, mungkin hitam agak muda dikit);
karena PPKn saya tinggi nilainya, maka sekecil apapun kamu, junjunglah sila ke 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!



Setelah saya tinggal sebentar nulis-nulis di handphone, saya lihat kedua semut itu sudah tidak ada! Hebring gila kan!
Kayaknya mereka sudah dijemput ke surganya, berpulang pada Tuhan mereka..
Saya juga jadi pengen pulang..
ke Bogor.


"Hayu yuk pulang bareng! Rumahku disitu tuh! Iiiiitttuuuuhhhh eeekkkeeettt aaannnggeeetttt!"
-_____________-


---

foto ke-1 dan ke-2 dipinjem (gataunya balikinnya kapan) dari google kemudian masuk kedua website yang berbeda. jadi jangan ngambek yo, saya udah nyantumin nih ijinnya, ga muat pake daftar pustaka, kertasnya habis e!

Sabtu, 22 Mei 2010

FLYING WITHOUT WINGS: WE BELIEVE WE CAN DRAWING, YES.



poster drawing lover #2 yang saya harap menggemparkan skalski, ahahahahahahaha



karya-karya saya teruntuk drawing lover #2, sekaligus surat-surat visual buat bogor atuh lah pastinya:

"Nostalgia Sekolah"
merupakan suatu tragedi nyata yang mengenaskan namun menggemaskan, dimana kita masih terikat dalam bersatu kita teguh bercerai kita kayak artis jadinya.
kita memang artis, hal seperti di atas sering dibahas rutin pada gembar-gembor ujian nasional, siapa yang salah berikan contekan? siswa atau? padahal mah.. you know lah kitu, ketawa ajah, bercanda ajah, gausa diseriusin kalau lagi nyindir mah he'eh.



"Teropong Menilik Kumis Bapak dan Bibir Ibu"
dari judulnya ajah uda tertangkap kalau saya kangen sama: kumis nggak akan jauh dari bibir. bapak nggak akan jauh dari ibu. sama saya juga.. rindu daerah kumis dan bibir yang tidak jauh dari senyum, ucap, suara, bentak, dan masih banyak helaian kangen yang lain.
di atasnya ada kutipan dari puisi saya: (rahasia karena serius, hahahaha)



"Tanganku, Payungku"
katanya mah bogor teh kota hujan, artinya kota yang memproduksi hujan secara tidak wajar. iya gituh tidak wajar? nggak tau juga, soalnya menurut saya sah-sah aja, seperti ketika pernikahan ada ijab qobul maka sah, jadi ke bogor maka hujan sama sahnya, bedanya bogor tidak memberikan mas kawin dan nilai uang tunai, tapi cerita, dan menurut saya cerita itu berharga. apa yang diincar dari orang yang menyukai hujan? jelas-jelas hujan bikin rugi, pasti pada nggak suka kalau mereka lagi jalan-jalan, mereka langsung cinta mati kalau lagi pada nggak bepergian, egois kan? itu memang manusia. sebaik-baiknya lala di sinetron bidadari, pasti dia egois, karena apa? sepertinya tidak ada adegan lala mendengarkan curhat bidadari, yang ada lala nangis terus sampai dia masuk sekolah menengah pertama itu potong rambut buat buang sial, tapi tetep aja sengsara, soalnya apa? lala buat video klip kesengsaraannya. sebenernya apa inti dari ini? nggak tau saya juga.
apa yang diincar dari orang yang menyukai hujan? ingin melihat perbedaan, karena hidup seperti air hujan yang tidak akan jatuh lurus ke bawah terus, ada angin maka hujan menjadi diagonal.
apa yang diincar dari orang yang menyukai hujan? saya rindu detak-detak jantung penghuni bogor.




"Bu, Pengin Pulang, tapi Kuliah Gimana?"
drawing manual saya dari foto ibu yang memangku saya tertempel di dinding, semuanya nampak seperti monster, padahal berhati peri, UWAHAHAHAHAHAHAHAAH
a: bu, pengin pulang, tapi kuliah gimana?
b: yang kayak gitu aja kok ditanya. (mungkin seperti itu jawabannya, karena apa? karena apa saya di yogyakarta? karena saya sudah memilih jauh dari bogor. dan apa arti pilihan? tulus lah maka kamu akan tau semua jawabannya tanpa kamu tanya menggunakan formspring.me)




semua karya saya bertema hujan, bogor, dan pulang.
kenapa?
kalau saya tinggal di london, saya akan gambar:

matt tong - drumernya bloc party

karena:

gimana?

mirip kan?
mirip berarti jodoh, kalo jodoh mah emang nggak kemana. cuma dia di london aja, saya di bogor. tapi ada lagi kan kejodohannya? ada 2 huruf 'o' di tempat saya dan dia tinggal. london dan bogor!




UWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAH

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

UWAWAUAUAUWUWUWUAUWUAUUWAWAWAUAUAUA

AWAWAWWAWAUWAUWAUWAAWAAWWAWAW

UWAHAHAHAHAHAHHAHAHWWWWWWWWWWWWW




HAH! AYO PULKAM BARENG COY!

Senin, 19 April 2010

Hujan dengan Rutinitas Manusia

Hujan merupakan salah satu karunia Tuhan yang diturunkan untuk makhluk hidup, sebagai salah satu musim yang pasti ada di penjuru dunia. Air yang berlebih menyenangkan bagi hewan air, penyegaran hidup untuk tumbuhan, dan kelebihan kekurangan yang dirasakan manusia. Karena manusia mengalami rasa yang berbeda, dan seorang manusia lebih mudah mengamati apa yang dirasakan sesama manusia dibandingkan manusia merasakan hewan maupun tumbuhan. Maka, banyak yang dapat diamati dari setiap titik kejadian yang mungkin tidak terasakan secara jangka panjang, karena hujan tidak pernah turun terus-menerus tanpa henti dalam perputaran hidup ini, melainkan adakala dimana hujan harus turun dan membuat manusia gembira dengan rintiknya maupun mengeluh dengan basahnya. Itulah hujan, dimana manusia merasakan berbagai macam sisi, baik dari keadaan menyenangkan maupun menyebalkan. Begitu pula muncul sisi menarik yang ditimbulkan ketika hujan, yaitu tentang perbedaan sudut pandang manusia.

Sudut pandang yang biasanya sama dirasakan ketika hujan menjadi sangat menyenangkan sebagai pembentukan suasana mereka masing-masing yang lebih dominan. Lalu kebalikan tanggapan juga bisa terjadi saat hujan menjadi faktor penghadang kepentingan mereka. Jadi, dalam menanggapi suatu keadaan yang terjadi dengan spontan, maka akan diperoleh respon yang spontan pula ketika mereka menjadi sangat dirugikan, yaitu kalah dengan keadaan. Agar lebih jelasnya maka diadakan pengamatan sederhana yang diambil dari beberapa responden untuk menjadi suatu bahan dalam mengambil pemikiran ringan yang hampir dilupakan atau tidak digubris sama sekali namun menjadi sangat penting (menurut saya) bila hal tersebut bisa didapatkan sudut pandang dari segala sisi positif maupun negatif.

Pernyataan ini diambil dari orang-orang yang secara tidak sengaja melekatkan keadaan hujan pada hidupnya, yakni beberapa penghuni kota hujan di Bogor sana. Mayoritas mereka mengalami rasa yang menyenangkan dan begitu pula sebaliknya, dan mungkin terjadi secara bersamaan. Respon tersebut bisa muncul sebagai bentuk spontanitas, pemikiran, sudut pandang, keuntungan dan kerugian yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi mereka masing-masing. Itu membuat makna hujan menjadi sangat beragam dalam mengambil suatu pemikiran tentang kepentingan masing-masing. Berikut akan ditampilkan tentang beberapa tanggapan ringan dari dampak positif dan negatif tentang hujan di kehidupan mereka:

  • Suasana yang enak untuk tidur dan tidak enak jika kehujanan.

  • Saya bisa tidur lebih nyenyak dan menjadi terlambat.

  • Romantis dan basah.

  • Dingin dan sejuk ; basah.

  • Romantis, tapi menyebalkan kalo hujannya ‘marah’.

  • Segar dan membuat tidak bisa kemana-mana.

  • Senang bisa hujan-hujanan, sebel harus nyuci motor.

  • Menyenangkan karena bisa melamun dengan tenang dan sok melankolis; menyebalkan jika petir, banjir, dan atap bocor.

  • Menyebalkan jika tidak membawa payung, maka akan basah kuyup; menyenangkan jika sedang galau hujan-hujanan enak tuh hahahahahaahaa stres.

  • Menyebalkan jika sedang di motor lalu hujan; menyenangkan karena bisa tidur nyenyak.

  • Senangnya sehabis hujan udaranya bagus; menyebalkan jika sebelum hujan langitnya seram.

  • Menyenangkannya bisa mengingat masa-masa indah dan sedih, dan menyebalkannya tidak bisa bermain kemana-mana.

  • Menyenangkan jika sedang berdua dengan cewek melihat hujan hahaha.

  • Dingin tapi jadi tidak bisa kemana-mana.

  • Basah semuanya.

  • Enaknya tidur karena dingin-dingin, dan tidak enaknya yaitu jalanan becek.

  • Menyebalkan jika sedang hujan tidak bisa bermain, tapi gara-gara hujan cuaca jadi terasa dingin dan asik.

  • Menyenangkan jadi dingin, dan menyebalkan jadi becek.

  • Menyenangkan karena hujan membuat tidur nyenyak, lalu menyebalkannya hujan membuat sulit keluar rumah dan melankolis sampai kadang bisa menangis sendiri.

  • Menyenangkan yaitu dingin, tenang, romantis; lalu menyebalkan jika becek, gelap, dan petir.

  • Menyenangkan karena adem dan tenang; dan menyebalkan karena jalan menjadi becek dan membuat kotor.

Dari semua responden, didominasi dengan tanggapan yang secara tidak langsung menyatakan dirinya menjadi senang dan kalah dengan situasi yang hadir dalam waktu yang bersamaan. Seperti: “saya bisa tidur lebih nyenyak dan menjadi terlambat.” Hal tersebut menyatakan ia menjadi terlena dengan dampak positif sehingga menghadirkan dampak negatif bagi dirinya sendiri. Sehingga keadaan yang tidak bisa diubah lagi menjadi suatu kebiasaan yang seringnya terjadi berulang-ulang. Ketika seseorang menjadi terlambat (dalam hal ini yaitu kuliah) karena situasi, padahal hal yang paling memungkinkan agar itu tidak terjadi yaitu dengan cara mengadaptasi diri dengan alam. Karena alam menjadi salah satu faktor yang mungkin tidak bisa diubah posisi atau keadaannya, sehingga kita yang harus memulainya lebih dahulu agar tidak menjadi suatu rutinitas yang berdampak negatif.

Kemudian: “dingin tapi jadi tidak bisa kemana-mana.” Begitu pula dengan pernyataan tersebut, ia merasakan udara yang dingin dari hujan karena kemungkinan udara panas membuatnya tidak nyaman, namun ada kata penghubung ‘tapi’ yang menjadi kata sebelumnya yang merupakan sebuah kesenangan tersebut menjadi terhambat ketika ‘jadi tidak bisa kemana-mana’. Dalam hal ini pun serupa, aktivitas yang seharusnya dilaksanakan seakan-akan menjadi terhambat karena alam yang tidak sejalan dengan rencana. Sama halnya seperti: “menyebalkan jika sedang di motor lalu hujan.” Keadaan yang sudah menjadi rutinitas yaitu bepergian dengan kendaraan bermotor menjadi suatu penghambat pula. Mungkin lain halnya ketika sedang di tengah jalan maka situasi tersebut datang secara tiba-tiba, maka tidak ada jalan lain selain berteduh yang mengulur waktu atau tetap kehujanan yang tepat waktu. Adakalanya dimana kita diharuskan menjadi sigap dengan situasi yang baik akan terjadi maupun tidak akan terjadi, karena sudah diciptakan pepatah “sedia payung sebelum hujan” maka hal tersebut pasti akan pernah muncul ketika itu pernah terjadi di masa lampau sehingga menjadi pembelajaran yang seharusnya sudah menjadi hal kecil yang mudah ditangani. Maka, itulah budaya kita, sebagian besar jarang yang mau mempelajari hal yang sudah terjadi, walaupun akan ada resikonya akan tetap dijalani. Karena dunia ini penuh dengan rintangan, lalu menjadi kebiasaan ketika menemukan hambatan (dalam hal ini yaitu hujan), kemudian akan menjadi kalah atau menang itu persoalan kepada diri masing-masing manusia dalam menjalani rutinitas yang tiada henti.

Oleh karena itu, segala sesuatu yang akan terjadi dalam dunia pengamatan di tengah kehidupan yang paling dekat itu sangat beragam. Dari hal yang paling terlihat hingga yang tidak terlihat sama sekali namun terjadi. Seperti halnya yang sekarang kita amati yaitu tentang hujan yang mungkin sama sekali tidak terlalu dipikirkan menjadi suatu hambatan tapi pada kenyataannya menjadi ada dari rutinitas manusia yang sebagian besar pasti juga bergantung pada kondisi alam, maka akan terjadi suatu pembentukan yang secara tidak sengaja menjadi lebih condong ke arah faktor penghambat dibandingkan faktor pendukung dalam perjalanan aktivitas kota yang padat akan segala tuntutan. Jadi, pengendalian dari sang pencipta pasti ada, dan kelanjutannya terserah kita.

---

av10

Sabtu, 20 Februari 2010

Permainan Kata

Saya suka sekali jika komen-komen basi sudah menjadi permainan kata, lebih asik berpikir mencari kata yang tepat ketimbang harus berpikir posisi tidur yang tepat.

Ini dimulai ketika komen-komen dari notes di facebook saya yang berjudul: Goodnight and Sleep.

Puisi tersebut sudah dibuat lama sejak saya duduk di atas bangku kayu SMA di Bogor, hanya saja baru saya posting ketika saya sudah terbang kuliah di Yogyakarta.

---------------------------------------------------------------------

Goodnight and Sleep.

Saturday, March 28, 2009 at 8:56am | Edit Note | Delete
Uploaded via Facebook Mobile

Sunyi menantang
Detik jam jatuh berdentang
Ketika kumakan kentang
Sambil tidur terlentang
Ditatap langit terbentang
Dan aku terlelap bersama bintang

---
Aulia Vidyarini.

---------------------------------------------------------------------

Comments:

Mochammad Bakhtiar
Hehe,,bgus jg au,,jd smakin mrasakan ksndrian di jogja,,
Jauh dri ortu,jauh dri sahabad2,,huhu
March 28, 2009 at 7:42pm ·

Aulia Vidyarini
huhuhu, tp itu dibuatnya pas aku masi di bgr hihihihi
March 28, 2009 at 9:38pm ·

Adisendhy Asharidijaya
puisi ya mantep bgt TANG....
pasti Au ter inspirasi oleh mang TATANG....
March 29, 2009 at 9:39pm ·

Aulia Vidyarini
terimaksh, jd terhura, ntong.
ya, saya adalah istrinya mang tatang: neng hutang.
March 29, 2009 at 10:39pm ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
hei kau tidak memakai kutang ?
March 29, 2009 at 11:48pm ·

Aulia Vidyarini
baledog yeuh make tang!
March 30, 2009 at 12:22am ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
dieu ditangkis ku rantang !
March 30, 2009 at 12:31am ·

Mochammad Bakhtiar
Emang kentang bs bikn ngantuk jg yah?,,haha
March 30, 2009 at 12:39am ·

Aulia Vidyarini
@diaz: kade rantangna bisi lepas ka bontang!
@tiar: ak kn ga bilang kentang bs bikin tdr, tiartang hihihii
March 30, 2009 at 12:51am ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
ah kamu nantang ?
March 30, 2009 at 12:59am ·

Aulia Vidyarini
ga kaci! 'nantang' kan uda di puisi gw.
1-0, DIAZ KALAAAH!
March 30, 2009 at 1:10am ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
itu kan pke imbuhan,,yg gw ngga,,artiny bsa beda...
hahahaaa...
hei apa kau berlari trus brlari mengejarku hingga petang ?
March 30, 2009 at 1:26am ·

Aulia Vidyarini
huh kamu terlintas pun tidak, karena hanya kegilaanmu yang melintang.
March 30, 2009 at 8:42am ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
huh tapi tetap kau bilang akan menunggu hingga bulan datang .
March 30, 2009 at 8:50am ·

Mochammad Bakhtiar
Ikutan juga ah,,,
Dan kau bilang akan menungguku dengan pose menantang,,,^^
March 30, 2009 at 10:57am ·

Aulia Vidyarini
@tiar: tetot! gabole mengulang yg uda di puisi lho.
saat ini tiada bulan datang, maka aku berpantang.
March 30, 2009 at 11:51am ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
ketika mengatakannya apakah kau merasa cukup matang ?
March 30, 2009 at 12:21pm ·

Aulia Vidyarini
ya, karena aku bukan penipu seperti para binatang.
March 30, 2009 at 3:55pm ·

Mochammad Bakhtiar
Aku berkata pada semuanya dengan suara lantang,,
Sampai semuanya pun bersuara,termasuk benda disebelahku rantang,,
March 30, 2009 at 8:16pm ·

Aulia Vidyarini
rantang jg uda geee am temen ak.
tak perlu seperti itu karena aku masih banyak piutang.
March 30, 2009 at 9:27pm ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
kau terlupakan dalam waktu sebatang !
March 30, 2009 at 9:42pm ·

Mochammad Bakhtiar
Ku hanya sendiri disini,,hanya ditemani sebuah tang
March 30, 2009 at 10:55pm ·

Aulia Vidyarini
tang juga uda, tiaaaaaar
March 30, 2009 at 11:08pm ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
hahahaa au kesal ketang ?
March 30, 2009 at 11:23pm ·

Mochammad Bakhtiar
Beuh maap euy tang,,abisna teh klian pake bhs sunda pas make kata tang,,
Dadi yo q ora ngerti tang,,sepurane nggih tang hahahaha,, *jd kbawa pake akhiran tang X.X*
March 30, 2009 at 11:39pm ·

Aulia Vidyarini
eerrrr kalian membuatku kesal seperti bantang!
March 31, 2009 at 12:36am ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
yasudah kita janjian d kwitang .
March 31, 2009 at 7:13am ·

Aulia Vidyarini
waktu sudah selesai tang-tang-tang-tang-tang-tang-tang-tang!
April 5, 2009 at 12:02pm ·

Diazsepta Galuh Lazuardi
hahahahahaaaa
April 5, 2009 at 12:12pm ·

Aulia Vidyarini
kita akhiri dengan membaca hamdalah.
alhamdulillah..
April 5, 2009 at 3:13pm ·

Deany Kuma Matsuyama
garila c au . wakakak.
April 11, 2009 at 6:31am ·

Aulia Vidyarini
hahahaha :D
April 11, 2009 at 7:09am ·

---------------------------------------------------------------------

Saya menikmati itu, lalu saya rindu menulis kembali di notes facebook, hanya saja ada sebuah alasan..

Senin, 08 Februari 2010

Letter to You: (untuk semua tokoh yang menginspirasi)

Menjemukan sesaat, ketika harus dijauhkan dari sesuatu yang sudah terlanjur dekat.
Namun ini mesti terjadi, karena ini seperti hentakan peringatan untukku bahwa jangan terlalu lebih karena umurku takkan lebih dari 20.

Ini tidak menarik
tidak menarik untuk dibahas
ketika aku tidak jadi tinggal
angka 20, lalu 30, 40, malah
melebihi 100.
Dan apa aku harus bersanding?
Aku tak ingin mengecewakan
selama seribu bahkan lebih lamanya


Yogyakarta, No.13
2009-2010
AV

Rabu, 27 Januari 2010

Badung Bingung

tarik jerawat
tambah gawat

tarik bulu hidung
tambah mendung


mata sudah lima watt
wis turu wae, Dung!

---

yk2010av

Selasa, 26 Januari 2010

Karya rekan Yogyakarta untuk pamerannya di Ketika Cahaya Menenun Nada @Museum Kupu-kupu

Sepertinya karya-karya mereka asyik-asyik, sayangnya saya tidak jadi berkunjung dikarenakan ada banyak tugas yang mepet-mepet dan lain harinya yang tidak sempat-tidak sempat dan tidak enak merayu teman-teman entah karena apa yang akhirnya membuat hari ke berapa entah baru berkunjung di hari terakhir pameran dan di menjelang malam hari lewati lembah sungai mengarung tidak indah ke samudera, gelap, teman yang saya kenal (ia salah satu peserta pameran itu) saya sms tidak terkirim (saat tahu, ia sedang pulang ke jakarta, hahaha)
Akhirnya sama sekali tidak datang (maaf coy, asli saya tidak menepati janji, hahaha)
Ini salah satu hasil potretnya (dari berapa banyak saya lupa, jadi masih banyak orang-orang yang lainnya) yang menggunakan jiwa dan raga saya, lokasinya di Taman Budaya Yogyakarta, berapa hari setelah acara Biennale X Yogyakarta.



Konsepnya adalah ia menumpahkan lagu yang dipilih yaitu Untuk Melika Hamaudy dari Kontra. Yang didapati adalah tiga kata yaitu takjub, birahi, dan cinta. Jadi saya dituntun untuk menyebutkan benda yang menggambarkan tiga kata tersebut, akhirnya saya menyebutkan benda ajaib itu, dan ia akan menggambar di atas foto yang telah dicetak di bagian kertas putih yang telah menutupi wajah itu. Asyik.
Saya pasti mau hasil karyanya itu, hehe. Namun, belum sempat. Sampai jumpa coy, terus bergelut dengan cahayamu hingga goresan titik menjadi sebuah arti bahkan lebih! :D

TUGAS-GATUS akhirnya berakhir!

Sudah lama sebenernya tugas-tugas keramat ini selesai, karena kalau tidak, ini termasuk salah satu mata kuliah romawi yang mempunyai anak cucu jiga naon wae, heeh atuh secara milih jurusan DKV. sepertinya saya salah jurusan (kembali berpikir yang tidak menyelesaikan masalah, hahahahaha)
Baru ada waktu luang buat asik posting ini, nggak asik amat sih, cuma lagi pengen kembali lagi seperti dulu, seperti belum ada makhluk asing bertebaran dimana-mana, yang datang dan pergi, yang berangkat dan tidak pulang lagi, yang pulang dan tidak berangkat lagi, ya.
Bener-bener nggak ada waktu buat tidur karena merepet-serepet skalski mengerjakan tugas ini, hingga akhirnya memasang wallpaper yang instan dibuat agar selalu ingat jika lagi take-a-break, padahal kepikiran sama sekali nggak bisa istirahat.

Sekalipun saya istirahat agak lama yaitu turun ke bawah selonjoran menonton tv di kamar teman kontrakan saya, menonton Opera Van Java yang membuat saya terbahak-bahak namun agak tertahan, akhirnya dengan terpaksa yang menyiksa, saya kembali ke atas bergulat kembali.
Karena terpikirkan masih ada hari esok, saya bermain salah satu aplikasi fesbuk yaitu Petville. Nama peliharaan saya yaitu Obladingding, mengapa nama itu karena entahlah saya agak lupa dan malas menceritakannya karena filosofi namanya gaje yah bung, soalnya memainkan ini karena hanya ingin memalingkan wajah dari tugas saja, padahal mainnya garing sangat. Ada serunya sih waktu beli-beli baju atau perabot gitu-gitu, soalnya nggak kesampaian di dunia nyata, hahahahahahahahhaha
Inilah Obladingding yang sangat jingga!


Si Obladingding itu tolol (maaf), nggak mati-mati soalnya, karena saya sudah malas mengurus, setiap saya kembali membuka, dia pasti lagi di penjara, kenapa nggak OD aja sekalian.

YA, MULAI LAGI, SIP!




"saya mau menggaruk debu di alis, karena detik detak ini belum berakhir;
saya mau kembali menulis, karena saya belum selesai belajar menyihir."

Sabtu, 23 Januari 2010

Gus Mus: Aku tak bisa lagi menyanyi

aku tak bisa lagi menyanyi
bagiku kini tak ada lagi lirik dan musik yang menarik untuk kunyanyikan bersamamu atau sendiri
burung-burung terlalu berisik mendendangkan apa saja setelah mereka merdeka
membuatku tak dapat lagi mengenali suaramu atau suaraku sendiri
taman tempat kita istirahat, becek darah yang seharusnya tak tumpah
jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati tertutup dihadang geram dan amarah
malam-malam tempat kita menyembunyikan cinta telah dionarkan kobaran kebencian
daging-daging yang selama ini kita manjakan pun ikut terpanggang api dendam
udara di seputar kita meluapkan bau terlalu anyir
dan lalat-lalat berpesta dimana-mana
bagaimana aku bisa menyanyi?
aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka
aku tak bisa mengadukan duka pada duka
mengeluhkan luka pada luka
senar gitarku putus dan aku tak yakin mampu menyambungnya lagi
dan langit pun seolah sudah muak dengan lagu-lagu bumi yang sumbang
maaf, sayang
aku tak bisa lagi menyanyi bersamamu atau sendiri
entah jika tiba-tiba nabi daud datang membawa seruling ajaibnya

-november 1998

Letter to You: Teguh Imam Maulana

title: ulo jeung imo on smoke
made by me

"ayo mana kirimin kaos baru jang urang!"

---

apa-apaan, meuni ga digubris sama sekali, makasih apa kek uda dibuatin gambar! dasar saudara kandung yang bolot.

Minggu, 17 Januari 2010

Jumat, 15 Januari 2010

Letter to You: (yk01021061av)

Tentang sebuah doa, ingin menengadah tanpa dilihat lemah. Hari ini dibilang mempercayakan akan pikiran sebelum jauhari, ternyata tidak. Biarlah ini semua berjalan tanpa ada apanya, hingga suatu saat nanti pemikiran akan menerawang pada sebuah kenyataan tidak indah sama sekali.
Tentang berdua menjadi sendiri, tentang sendiri menjadi tiada. Sebenarnya saya tidak akan tahu tentang kemajuan hidup, tentang apapun yang akan terjadi di masa mendatang. Bisa sebut suatu ironi atau hampir litotes, "silahkan lewati saja aku,"
karena kenyataan tak menghirau tapi dicipta untuk disambut. Selamat, ya :)