Sehabis maghrib
Laron-laron berputar di lampu kamar kost
Tulang-tulang remuk setengah tak berdaya
Hanya ditemani handphone
Leluasa
Tidur terlentang menghadap kiblat
Nyawa hanya berharap ada hari esok
Dengan ditemani bisingnya sayap laron di sekitar lampit Kalimantan
Melihat tembok biru polos
Mengenakan baju hitam dan celana pendek kuning
Akankah aku ada terbang bersama lampu?
Menatap tajamnya lampu dengan watt tinggi
Berharap kacamata pecah dan menusuk mata yang terpejam
Kelam
Dan maaf
Laron hanya tersisa satu
Lalu aku memakai sayap-sayap mereka
Untuk sadar
Betapa aku tak bisa terbang
Karena tampak hanya manusia
Tak peduli rasa syukur
Hanya menaruh lengan di kepala
Sambil tiduran
Menunggu adzan maghrib
Laron-laron berputar di lampu kamar kost
Tulang-tulang remuk setengah tak berdaya
Hanya ditemani handphone
Leluasa
Tidur terlentang menghadap kiblat
Nyawa hanya berharap ada hari esok
Dengan ditemani bisingnya sayap laron di sekitar lampit Kalimantan
Melihat tembok biru polos
Mengenakan baju hitam dan celana pendek kuning
Akankah aku ada terbang bersama lampu?
Menatap tajamnya lampu dengan watt tinggi
Berharap kacamata pecah dan menusuk mata yang terpejam
Kelam
Dan maaf
Laron hanya tersisa satu
Lalu aku memakai sayap-sayap mereka
Untuk sadar
Betapa aku tak bisa terbang
Karena tampak hanya manusia
Tak peduli rasa syukur
Hanya menaruh lengan di kepala
Sambil tiduran
Menunggu adzan maghrib
Copyright 2009 Aulia Vidyarini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar